Oleh: irfanrizky | Desember 23, 2010

tangis

seperti embun yang berguguran musim ini
kuandaikan embun masih suci
ia membasuh wajahku yang penuh peluh
dan hatiku yang penuh keluh

seperti hujan berarak turun
ia tak pernah singgah begitu lama
ia terus menerus mengalun
dalam irama kidung sang surya

seperti bayang-bayang yang setia mengiringi
ia tak pernah benar-benar pergi
saat siang datang kau menjelang
saat malam tiba kau pun menghilang

seperti tangis yang mendera
ia menyegarkan mata
ia membersihkan sudut mata
dan menemukan jalur menuju bibirku

gempa dalam kalbu

Oleh: irfanrizky | November 17, 2010

catra carita

warna yang kau pinjam lahir setelahku
silih berganti
kini kau datang mencariku
pelukmu mencipta luka dan lelah
di hatimu, senja merah
di matamu, bayang menghitam

aku berlari menyeret darah
tapi takkan pernah ku dapat bersembunyi dari hidung dan gonggongmu
:darahku menuntunmu padaku

kau datang dengan pasir yang berkilauan
dari sana pula aku bersembunyi dari diriku
kita takkan sempat mengenali diri kita
kita berdua bersembunyi di balik rindu

“lelah adalah sebuah nama dari semua tempat singgah”

pada ruang gelap yang senyap
pada dinding kerinduan yang asing
kesejatian menggema
jajar berjajar menggema
sejatinya kita sejajar
sejatinya kita sehati
dan pada hati yang tak mampu menyalak lagi
aku terima cintamu kembali

Oleh: irfanrizky | Oktober 11, 2010

jalan pulang II

hari ini kutempuh jalanku
kembali resapi mimpi
aku menempuh perjalanan panjang ini
dengan gelisah bergelayut di hati
aku lelah terpikat sepi
aku jengah dengan beban ini
di sepanjang jalan aku jumpai sejuta masalah
yang tak dapat satupun mampu terpecah
izinkan aku pulang ke hatimu
tunjukan jalan ke pelukmu : tempat singgahku

aku ingin segera berjumpa
luas indah wahai samudra
aku rindu segera menghampar
padang hijau yang tanpa risau

Oleh: irfanrizky | Oktober 7, 2010

kuwariskan air mata

habis sudah semua hijau untukmu
kami habiskan dan tak tersisakan
untukmu, kelak kami wariskan panas
menyengatmu dan menurunkan padamu derita

maafkan kami tak sanggup menjagamu
ampuni kami percepat kematianmu
kami tak punya apa-apa lagi selain duka dan luka yang lebar menganga
kami hanya bisa mewariskan air mata

kami dustai dirimu dengan pasti
kami gunakan semua yang tak perlu
kami hancurkan hari depan untukmu
kami segerakan, kami nikmati, kami habiskan terlebih dahulu
hutan: kami hanguskan
bumi: kami retakkan
langit: kami hitamkan
laut: kami nodakan
air:  air mata

air kami air mata

Oleh: irfanrizky | Oktober 7, 2010

doa sang pohon

aku tengadahkan kedua batang rantingku
aku tundukan dedaunan di pucuk rantingku
aku harap sang tanah mau berbaik hati padaku
aku harap segumpal tanah
yang menjelma makhluk sempurna
sudi memeluk tubuhku

“semoga kita bisa saling mencinta lagi”

aku tengadahkan kedua batang rantingku
aku tundukan dedaunan di pucuk rantingku
ketika ujung kapakmu membuatku mencium dirimu: tanah

Oleh: irfanrizky | Juli 5, 2010

kosong

aku memunguti air mata yang jatuh berserakan
kuambil semua tanpa pilih-pilih
entah duka, entah suka, entah asli, entah palsu

aku iri menyaksikan orang berlinang air mata
aku ingin air itu membanjiri mataku
aku ingin tenggelam di dalamnya
aku ingin dia mengalir
atas duka, atas suka, atas kepalsuan atas kesejatian, entah

aku punguti air mata yang jatuh berserakan
akan ku bawa pulang
di kantung hatiku
akan ku isi ulang

irfan rizky

yk

Oleh: irfanrizky | Juni 21, 2010

jalan pulang

kemanakah aku harus menghapus gelisah dari segala rasa lelah
kemanakah aku harus pulang, ketika aku telah diburu nafsu berburu uang
kemanakah semua air mata akan bermuara pada suatu cerita
ijinkanlah aku berlindung di dalam pelukanmu
sudikanlah tubuhmu untuk aku sandarkan tubuh yang sudah terlalu berat kutopang sendiri

tunjukkanlah, berikanlah arah
tunjukkanlah jalanku pulang ke rumah yang sederhana
rumah yang pintunya terbuat dari kedua lenganmu yang terbuka lebar saat aku datang
dan terkunci erat saat aku berada di dalamnya

tunjukkanlah, berikanlah arah
tunjukkanlah jalanku pulang ke rumah yang sederhana
rumah yang jendelanya adalah keterbukaan pikiran yang membiarkan angin segar membasuh otakku
pagarnya terbuat dari kepercyaan dan tanggung jawab
tempat tidurnya adalah cinta dan kesetiaan

tunjukkanlah, berikanlah arah
tunjukkanlah jalanku pulang kepada sosok yang memperlakukan dunia, seperti ia memperlakukan kamarnya
senyumnya adalah bara api yang menghangatkaku, kecupnya adalah embun yang jatuh di halamanku,
canda tawanya adalah hiburan yang takkan kutemukan di luar rumah,  dan dia takkan pernah membiarkanku merasa sendiri di luas hatinya

tunjukkanlah kepadaku jalan pulang ke pelukanmu
karena ke pelukanmu lah aku akan pulang

irfan rizky

yk

Oleh: irfanrizky | Mei 5, 2010

di dalam rumah

pintu terbuka, tapi entah aku atau kau yang berada di dalamnya
saat saling mempersilahkan masuk kita berpapasan
kau temukan diriku di dalam sana
sedangkan aku bersamamu dalam ruang separuh yang kini utuh dan nyaman

pintu terbuka, tapi entah aku atau kau yang berada di dalam
terang lampu mencipta kita dalam dua bayangan
kita berdua menutupnya dari dalam
dalam satu rumah yang nyaman

“jangan lupa kunci pintunya sayang”

irfan rizky

5 mei 2010

Oleh: irfanrizky | Maret 28, 2010

pintu kemana saja

aku dan kamu hidup di dunia yang terlalu nyata
di hamparan padang kata-kata
aku dan kamu selalu dipermainkan musim dan cuaca
aku dan kamu hidup di dunia yang terlalu nyata
dihujani taburan frasa
aku dan kamu selalu menghadapi realita
sehingga kita hanya bisa mencipta mimpi
meruntuhkan logika
menerabas imajinasi
dan ciptaan kita yang paling mutakhir adalah pintu kemana saja
pintu yang hanya bisa dibuka oleh kita berdua, saja

aku bisa menerobos masuk kedalam rumahmu dan mengendap-endap memasuki kamarmu
kamu bisa membukanya kapan saja dan dimana saja kau butuh pelukanku
dan kita berdua saling membukakan pintu di ujung hati kita
dan kita mencipta pintu kemana saja hanya satu, tak lebih
karena kita hanya butuh satu satu hati dan satu cinta
separuh dari hatiku separuh dari hatimu, satu

aku dan kamu mencipta pintu kemana saja karena kita hidup di dunia yang terlalu nyata

irfan rizky
16 februari 2010
yogyakarta

Oleh: irfanrizky | Maret 28, 2010

berhitung

aku berjalan menyusuri siang dan malam
aku melewati panas dan hujan
aku mendampingi dan merindukanmu

aku berhitung

aku menyenangkan dan mengecewakanmu
bagai candu aku menenangkan
seperti ketentraman kau kuinginkan

aku berhitung

sejak saat itu, meski aku tak pernah bisa menentukan kapan saat itu
ketika senyuman hadir bersama pengakuan
saat mengambil resiko masing-masing dan merangkai kita

aku masih berhitung

aku menjumpai perubahan dan perbedaan saat kau memberikan hal yang sama
atas semua keterkejutan yang muncul dari rutinitas
kita selalu merencanakan untuk sama sekali tidak merencanakan apapun
dan atas semua kepastian akan ketidakpastian

aku terus berhitung

disertai dengan perubahan mimik wajah kita, yang mengikuti mimik wajah alam
dibuntuti peningkatan kerinduan yang akut
dan gugurnya daun-daun curiga
aku adalah buku-buku tebal yang tak pernah bosan kau baca
kau adalah kumpulan puisi yang belum selesai aku resapi
dan percakapan kita adalah lagu-lagu kita dengarkan dengan semangat

aku lupa berhitung

aku sudah lupa berapa kali aku jatuh cinta padamu : tak kuberhitung lagi

irfan rizky
27 februari 2010
yogyakarta

Older Posts »

Kategori